Dede Budhyarto, Komisaris PT Pelni, secara tegas membela Presiden RI Ke-7, Joko Widodo dari tuduhan masuk dalam daftar tokoh terkorup dunia versi Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP). Menurutnya, OCCRP dikuasai oleh lawan politik Jokowi yang gagal dalam pemilihan presiden dan serangan terhadap Jokowi dianggap sebagai kegagalan total. Kang Dede menyebut para pelaku serangan sebagai “gerombolan bajingan” yang menggunakan OCCRP sebagai alat. Dia juga mengungkapkan bahwa dibalik OCCRP terdapat jurnalis yang sebenarnya berkedok NGO dan menertawakan hasil rilis tersebut.
Sebelumnya, OCCRP merilis nama Jokowi sebagai salah satu finalis dalam kategori kejahatan organisasi dan korupsi untuk Person of the Year 2024. OCCRP sendiri dikenal sebagai lembaga independen yang fokus pada jurnalisme investigasi. Namun, Jokowi menegaskan bahwa banyak fitnah dan framing jahat yang beredar tanpa bukti yang jelas. Bagi Jokowi, tuduhan semacam itu hanyalah upaya untuk merusak reputasinya melalui berbagai kendaraan politik atau organisasi. Jokowi menyoroti penyebaran fitnah dan framing jahat yang dapat dilakukan melalui berbagai entitas seperti NGO, partai politik, atau ormas.
Dalam konteks ini, kedaulatan informasi dan pemahaman publik menjadi krusial dalam menyikapi isu-isu yang berkembang. Jokowi menekankan pentingnya memiliki bukti yang jelas sebelum menuduh seseorang, serta waspada terhadap upaya-upaya untuk menjatuhkan reputasi tanpa dasar yang kuat. Yang jelas, dukungan dan belaian dari kolom netizen juga terlihat terhadap Jokowi dalam menghadapi serangan-serangan tersebut.