Prabowo secara jelas memiliki pemahaman yang kuat dalam logika geopolitik. Dia menekankan posisi geografis strategis Indonesia sebagai salah satu dari banyak titik rute perdagangan internasional. Prabowo juga menggarisbawahi pentingnya bagi Indonesia untuk berperan sebagai tetangga yang baik bagi negara-negara di sekitarnya, dengan prinsip “seribu teman terlalu sedikit, satu musuh terlalu banyak.”
Dia juga menyoroti kesuksesan negara-negara Timur dalam mengurangi kemiskinan, dengan Tiongkok sebagai salah satu contoh yang berhasil. Prabowo menegaskan perlunya Indonesia mempelajari dan menyesuaikan kesuksesan tersebut dengan kondisi lokal untuk menghapus kemiskinan dan meningkatkan peran Indonesia sebagai pemimpin regional dan global.
Dalam menjalankan kebijakan luar negeri, Prabowo akan tetap memegang prinsip bebas-aktif, menjadikan Indonesia sebagai negara non-blok, dan menjaga hubungan baik dengan negara-negara besar. Dia juga bertujuan untuk memperkuat kepemimpinan Indonesia di kawasan, mempromosikan dialog, perdamaian, kompromi, serta mendorong kerjasama internasional dengan sikap non-blok yang terbuka terhadap semua pihak yang sesuai dengan kepentingan nasional.
Prabowo juga menyoroti kesetaraan dalam hubungan antar-negara di berbagai isu sebagai poin penting dalam kebijakan luar negeri Indonesia.
Tim Riset Analisis Kebijakan Luar Negeri dan Diplomasi dari Program Pascasarjana Hubungan Internasional, Universitas Indonesia, yang terdiri dari Broto Wardoyo, Kirana Virajati, dan Nida Rubini, menyusun ulang artikel ini.
