Pakar Hukum Tata Negara, Arinal Arifin Mochtar memberikan tanggapannya terkait wawancara Presiden Prabowo Subianto dengan tujuh jurnalis senior. Dia mengapresiasi kesempatan wawancara tanpa potongan dan pertanyaan arahan yang diberikan kepada Presiden. Menurut Arinal, hal ini layak dipuji namun setelah melihat jawaban Prabowo dalam wawancara tersebut, Arinal menjadi sedikit pesimis. Dia menilai bahwa sejumlah jawaban Prabowo memberikan kesan bahwa negara ini memiliki masalah yang patut dikhawatirkan.
Tujuh jurnalis yang terlibat berasal dari berbagai media, antara lain Alfito Deannova (Pemred detikcom), Lalu Mara Satriawangsa (Pemred TvOne), Uni Lubis (Pemred IDN Times), Najwa Shihab (Founder Narasi), Sutta Dharmasaputra (Pemred Harian Kompas), Retno Pinasti (Pemred SCTV-Indosiar), dan Valerina Daniel (News Anchor TVRI). Pertemuan tersebut difasilitasi oleh Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Angga Raka Prabowo di Hambalang, Jawa Barat, sebagai momen untuk menyampaikan pandangan dan penjelasan langsung dari Presiden terkait isu-isu strategis yang dihadapi Indonesia.
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Angga Raka Prabowo, menjelaskan bahwa format wawancara tersebut merupakan pendekatan baru dalam strategi komunikasi pemerintahan Presiden Prabowo. Dengan melibatkan tujuh jurnalis senior dari media-media terkemuka, diharapkan informasi yang disampaikan dapat lebih bermanfaat dan transparan. Artinya, wawancara tersebut menjadi salah satu langkah penting dalam upaya pemerintah untuk terus memperkuat hubungan komunikasi dengan masyarakat.
