Sebuah kejadian menarik terjadi di sebuah toko roti di Jakarta, yang melibatkan seorang pegawai berinisial R. Kepolisian tengah melakukan penyelidikan terhadap pembuat konten video makanan yang dikenal sebagai Codeblu atau William Anderson. Dugaan pelanggaran UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dilaporkan oleh salah satu toko roti kepada pihak keamanan. Kasie Humas Polres Metro Jakarta Selatan, Kompol Nurma Dewi, mengatakan bahwa pihak kepolisian telah meminta keterangan dari William Anderson terkait masalah ini.
Menurut Nurma, dalam laporan tersebut Codeblu diduga menyebarkan berita bohong atau hoaks melalui ulasan roti basi dari toko roti tersebut. Ulasan tersebut kemudian diunggah secara viral melalui media sosial, yang ternyata menimbulkan kontroversi di masyarakat. Kasus ini tercatat dalam laporan polisi dengan pelapor berinisial ASS dan sang food vlogger dihadapkan pada Pasal 28 ayat (2) Undang-Undang ITE.
Awal mula kejadian ini bermula dari aksi pegawai toko roti berinisial R yang pernah terlibat dalam kasus penggelapan uang. Diketahui bahwa R membeli roti basi tanpa sepengetahuan pemilik toko dan menyumbangkannya ke panti asuhan. Tindakan ini diduga sebagai bentuk balas dendam terhadap pemilik toko yang telah mengadukan kasus ke penegak hukum. R kemudian mengontak Codeblu untuk menyebarkan cerita tersebut, yang akhirnya menjadi viral. Tak hanya itu, R juga diduga memberikan ide kepada Codeblu untuk melakukan pemerasan.
Kisah ini menjadi sorotan publik dan merupakan pembelajaran bagi kita semua tentang dampak dari tindakan balas dendam yang tidak bijaksana. Keberadaan media sosial menjadi sarana yang mudah untuk menyebarkan informasi, namun juga menuntut tanggung jawab yang besar dalam menggunakan platform tersebut. Semoga kasus ini dapat memberikan pelajaran berharga bagi semua pihak.
