Muhammad Said Didu dalam podcast Abraham Samad Speak Up, mengungkapkan pandangannya tentang Proyek Strategis Nasional (PSN) kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2, yang diyakininya hanya digunakan sebagai alat untuk menggusur rakyat kecil secara besar-besaran. Didu menyoroti perkembangan proyek PIK 2 yang semula berdampingan dengan PIK 1, namun meluas hingga ke wilayah Serang. Perubahan penamaan kawasan setelah dimasukkan dalam daftar PSN juga menjadi sorotan Didu, yang menganggap ada kejanggalan dalam hal itu.
Dia menyampaikan bahwa setelah menjadi PSN, semangat baru muncul dalam proses proyek tersebut namun disayangkan semangat tersebut tampak tidak memihak pada rakyat. Didu merasa terpanggil untuk berbicara atas penderitaan yang dirasakan oleh rakyat akibat pembebasan lahan praktik yang merugikan. Ia menyoroti kasus di mana harga tanah yang semula senilai Rp30 juta per meter persegi, kemudian dihargai hanya Rp50 ribu oleh pihak pengembang. Menurutnya, praktik pembebasan lahan ini sangat merugikan bagi rakyat kecil yang menjadi korban.