Dosen Hukum Tata Negara Universitas Gadjah Mada (UGM), Zainal Arifin Mochtar, mengkritik pernyataan Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, yang dianggapnya sebagai pembenaran tindakan curang asalkan tidak ketahuan.
“Saya sungguh takjub pada orang ini. Sama dengan ketakjuban saya pada junjungannya. Sama-sama mirip, plek-ketiplek,” ujar Zainal, pada Senin (7/10/2024).
Menurutnya, Bahlil memiliki pola pikir yang mirip dengan tokoh-tokoh yang cenderung mempertahankan kekuasaan dengan segala cara.
Zainal menyebut bahwa sikap seperti ini menandakan bahwa aturan bisa dilanggar asal tidak diketahui publik.
“Dia mengakui, yang penting tidak diketahui. Mungkin seharusnya ia melanjutkan, bahkan ketika ketahuan, tetap maju tanpa rasa malu,” tambahnya.
Zainal juga menegaskan bahwa perilaku seperti ini merusak prinsip-prinsip hukum dan etika. Menurutnya, fenomena ini bukan hal baru dalam dunia politik.
“Percayalah, kita semua tahu modus operandi semacam ini. Contoh sudah banyak. Mereka yang mencintai dan menghalalkan kerusakan terhadap aturan, mereka memang selalu bersatu. Cocok!” tandasnya.
Pernyataan Bahlil ini telah memicu berbagai reaksi dari publik dan akademisi, yang melihatnya sebagai gambaran dari krisis integritas di kalangan elit politik.
Sebelumnya, Bahlil yang juga merupakan mantan Ketua Umum Badan Pengurus Pusat HIPMI, menegaskan akan memberi dukungan untuk Respati – Astrid sebagai adik dan kakak.