portaldetik.info informasi berita umum, harian, terkini, dan terupdate

Bagaimana Badan Pemeriksa Keuangan Mengaudit Keuangan Negara?

Bagaimana Badan Pemeriksa Keuangan Mengaudit Keuangan Negara?

Bagaimana proses audit yang dilakukan Badan Pemeriksa Keuangan – Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) merupakan lembaga independen yang memiliki peran penting dalam menjaga akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan negara. BPK memiliki tugas pokok untuk memeriksa dan menilai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara, baik di pusat maupun di daerah. Audit BPK bukan hanya sekadar memeriksa angka-angka, tetapi juga menganalisis efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran negara.

Proses audit BPK melibatkan serangkaian tahapan yang terstruktur, mulai dari perencanaan hingga penyusunan laporan hasil audit. BPK menggunakan berbagai metode audit untuk memastikan hasil audit yang akurat dan objektif. Temuan audit BPK dapat berdampak signifikan pada kebijakan publik, menghasilkan rekomendasi untuk perbaikan dan meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik.

Peran Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) merupakan lembaga tinggi negara yang memiliki peran penting dalam sistem pemerintahan Indonesia. BPK bertanggung jawab untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara, baik di tingkat pusat maupun daerah. Audit yang dilakukan BPK bertujuan untuk memastikan bahwa keuangan negara dikelola secara efisien, efektif, dan akuntabel.

Peran BPK tidak hanya terbatas pada aspek keuangan, tetapi juga mencakup aspek kinerja dan tata kelola pemerintahan. Audit yang dilakukan BPK dapat berdampak signifikan pada kebijakan publik, mendorong perbaikan tata kelola, dan meningkatkan akuntabilitas pemerintahan.

Struktur Organisasi BPK

Struktur organisasi BPK terbagi menjadi beberapa bagian, dengan tugas pokok yang berbeda-beda. Berikut adalah tabel yang berisi informasi tentang struktur organisasi BPK dan tugas pokok masing-masing bagian:

Bagian Tugas Pokok
Ketua BPK Memimpin dan mengawasi seluruh kegiatan BPK
Anggota BPK Membantu Ketua BPK dalam menjalankan tugas dan wewenangnya
Sekretariat Jenderal Memberikan dukungan administrasi dan teknis kepada seluruh bagian di BPK
Auditorat Utama Melakukan audit atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara
Direktorat Jenderal Akuntan Negara Membina dan mengembangkan standar akuntansi pemerintahan

Contoh Kasus Audit BPK yang Berdampak Signifikan

Salah satu contoh kasus audit BPK yang berdampak signifikan pada kebijakan publik adalah audit atas pengelolaan dana bantuan sosial (bansos) di masa pandemi COVID-19. Audit BPK menemukan sejumlah penyimpangan dalam penyaluran bansos, seperti data penerima bansos yang tidak valid, penyaluran bansos yang tidak tepat sasaran, dan adanya dugaan korupsi.

Hasil audit ini mendorong pemerintah untuk melakukan evaluasi dan perbaikan dalam penyaluran bansos, sehingga dana bansos dapat tersalurkan secara tepat sasaran dan bermanfaat bagi masyarakat yang membutuhkan.

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) melakukan audit secara sistematis dan terstruktur untuk memastikan penggunaan keuangan negara yang bertanggung jawab. Proses audit ini meliputi pengumpulan bukti, analisis data, dan penyusunan laporan yang objektif. Objek audit BPK meliputi seluruh instansi pemerintah, mulai dari pusat hingga daerah, termasuk juga badan usaha milik negara (BUMN) dan lembaga non-profit yang menerima dana publik.

Untuk mengetahui lebih detail mengenai siapa saja yang diaudit oleh BPK, Anda dapat mengunjungi artikel Siapa saja yang diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan. Setelah proses audit selesai, BPK akan memberikan rekomendasi kepada pihak yang diaudit untuk memperbaiki kelemahan yang ditemukan.

Hal ini bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan negara.

Tahapan Audit BPK

Bagaimana Badan Pemeriksa Keuangan Mengaudit Keuangan Negara?

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sebagai lembaga negara yang memiliki tugas untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara, menjalankan proses audit yang sistematis dan terstruktur. Proses audit BPK meliputi beberapa tahapan yang saling berkaitan, mulai dari perencanaan hingga penyusunan laporan hasil audit.

Tahapan-tahapan ini dirancang untuk memastikan efektivitas dan objektivitas dalam pelaksanaan audit.

Perencanaan Audit

Tahap perencanaan merupakan tahap awal yang sangat penting dalam proses audit. Pada tahap ini, BPK menentukan fokus audit, ruang lingkup audit, dan metode audit yang akan digunakan. Perencanaan audit dilakukan berdasarkan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber, seperti rencana strategis, laporan keuangan, dan data-data yang relevan.

Proses audit yang dilakukan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) diawali dengan perencanaan yang matang, meliputi penentuan ruang lingkup audit dan metode yang akan digunakan. Tim auditor BPK kemudian melakukan pengumpulan data dan informasi yang relevan, baik melalui pemeriksaan dokumen, wawancara dengan pihak terkait, maupun observasi langsung.

Selanjutnya, data dan informasi tersebut dianalisis dan diverifikasi untuk menilai kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan, efektivitas dan efisiensi pengelolaan keuangan, serta pencapaian tujuan program. Hasil audit kemudian dirangkum dalam laporan audit yang disampaikan kepada pihak yang diaudit dan kepada publik.

Tugas dan peran BPK sebagai lembaga independen yang mengawasi pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara, sebagaimana dijelaskan di Apa tugas dan peran Badan Pemeriksa Keuangan , sangat penting untuk menjaga transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan negara. Proses audit BPK yang independen dan profesional diharapkan dapat mendorong terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik.

  • Penentuan Objek Audit:BPK menentukan objek audit yang akan diperiksa, seperti Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, atau BUMN.
  • Penentuan Ruang Lingkup Audit:BPK menetapkan batasan ruang lingkup audit yang akan dilakukan, mencakup periode waktu, jenis transaksi, dan program/kegiatan yang akan diaudit.
  • Penentuan Metode Audit:BPK memilih metode audit yang tepat untuk mencapai tujuan audit, seperti audit keuangan, audit kinerja, atau audit kepatuhan.
  • Penentuan Sumber Daya:BPK mengalokasikan sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan audit, termasuk tim auditor, waktu, dan dana.

Dokumen yang digunakan pada tahap perencanaan audit antara lain:

  • Surat Perintah Audit (SPA):Dokumen yang dikeluarkan oleh BPK yang berisi instruksi pelaksanaan audit kepada tim auditor.
  • Rencana Audit (RA):Dokumen yang berisi detail mengenai objek audit, ruang lingkup audit, metode audit, dan sumber daya yang dibutuhkan.
  • Program Audit:Dokumen yang berisi langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pelaksanaan audit, termasuk jadwal audit, metode pengumpulan data, dan teknik pengujian.

Pengumpulan Data, Bagaimana proses audit yang dilakukan Badan Pemeriksa Keuangan

Setelah tahap perencanaan, BPK melakukan pengumpulan data yang relevan dengan objek audit. Pengumpulan data dilakukan dengan berbagai metode, seperti:

  • Pemeriksaan Dokumen:BPK memeriksa dokumen-dokumen yang relevan, seperti laporan keuangan, bukti transaksi, dan kontrak.
  • Wawancara:BPK melakukan wawancara dengan pihak-pihak terkait, seperti pejabat pengelola keuangan, staf pelaksana program, dan pihak ketiga.
  • Observasi:BPK melakukan observasi langsung terhadap kegiatan yang diaudit, seperti proses pengadaan barang dan jasa, pelaksanaan program, dan pengelolaan aset.
  • Pengujian:BPK melakukan pengujian terhadap data dan informasi yang diperoleh, seperti pengujian saldo, pengujian transaksi, dan pengujian kepatuhan.

Dokumen yang dihasilkan pada tahap pengumpulan data antara lain:

  • Daftar Periksa (Checklist):Dokumen yang berisi daftar pertanyaan dan item yang harus diperiksa.
  • Catatan Audit:Dokumen yang berisi catatan hasil pemeriksaan dokumen, wawancara, observasi, dan pengujian.
  • Bukti Audit:Dokumen yang berisi bukti-bukti yang mendukung temuan audit, seperti foto, video, dan dokumen asli.

Analisis Data

Setelah data terkumpul, BPK menganalisis data tersebut untuk menemukan fakta dan bukti yang mendukung temuan audit. Analisis data dilakukan dengan berbagai metode, seperti:

  • Analisis Kuantitatif:BPK melakukan analisis data numerik, seperti analisis rasio keuangan, analisis tren, dan analisis statistik.
  • Analisis Kualitatif:BPK melakukan analisis data kualitatif, seperti analisis naratif, analisis tematik, dan analisis konten.
  • Analisis Perbandingan:BPK melakukan analisis perbandingan antara data yang diperoleh dengan standar yang berlaku, seperti standar akuntansi, standar pengadaan, dan standar kinerja.

Dokumen yang dihasilkan pada tahap analisis data antara lain:

  • Laporan Analisis Data:Dokumen yang berisi hasil analisis data yang diperoleh, termasuk temuan audit dan kesimpulan.
  • Tabel Data:Dokumen yang berisi data yang telah diolah dan disusun dalam bentuk tabel.
  • Grafik Data:Dokumen yang berisi data yang telah diolah dan disusun dalam bentuk grafik.

Penyusunan Laporan Hasil Audit

Tahap terakhir dalam proses audit adalah penyusunan laporan hasil audit. Laporan hasil audit merupakan dokumen resmi yang berisi hasil pemeriksaan dan rekomendasi BPK kepada pihak yang diaudit. Laporan hasil audit disusun berdasarkan temuan audit yang diperoleh selama proses audit.

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menjalankan audit dengan melakukan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Proses ini meliputi pengumpulan bukti, analisis data, dan penilaian atas kepatuhan terhadap peraturan dan standar. Dalam menjalankan tugasnya, BPK tak bekerja sendiri. Mereka berkolaborasi dengan berbagai lembaga terkait, seperti Kementerian Keuangan dan Kepolisian, untuk memperoleh informasi yang lebih komprehensif.

Bagaimana Badan Pemeriksa Keuangan bekerja sama dengan lembaga lain sangat penting untuk mencapai hasil audit yang objektif dan kredibel. Hasil audit BPK kemudian digunakan sebagai dasar untuk meningkatkan tata kelola keuangan negara dan mencegah terjadinya penyimpangan.

Laporan hasil audit terdiri dari beberapa bagian, yaitu:

  • Pendahuluan:Berisi latar belakang audit, tujuan audit, dan ruang lingkup audit.
  • Metode Audit:Berisi penjelasan mengenai metode audit yang digunakan.
  • Temuan Audit:Berisi uraian mengenai temuan audit yang diperoleh selama proses audit.
  • Kesimpulan:Berisi kesimpulan dari hasil audit, yang didasarkan pada temuan audit.
  • Rekomendasi:Berisi saran dan rekomendasi yang diberikan oleh BPK kepada pihak yang diaudit untuk memperbaiki pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.

Dokumen yang digunakan pada tahap penyusunan laporan hasil audit antara lain:

  • Laporan Audit:Dokumen resmi yang berisi hasil pemeriksaan dan rekomendasi BPK kepada pihak yang diaudit.
  • Surat Temuan:Dokumen yang berisi temuan audit yang disampaikan kepada pihak yang diaudit.
  • Surat Rekomendasi:Dokumen yang berisi rekomendasi yang diberikan oleh BPK kepada pihak yang diaudit untuk memperbaiki pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.

Jenis Audit BPK: Bagaimana Proses Audit Yang Dilakukan Badan Pemeriksa Keuangan

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) memiliki peran penting dalam menjaga akuntabilitas dan transparansi keuangan negara. Melalui berbagai jenis audit, BPK memastikan bahwa pengelolaan keuangan negara dilakukan secara efektif, efisien, dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Audit Keuangan

Audit keuangan merupakan jenis audit yang paling umum dilakukan oleh BPK. Audit ini bertujuan untuk menilai kewajaran penyajian laporan keuangan entitas yang diaudit.

Bagaimana proses audit yang dilakukan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)? Prosesnya dimulai dengan perencanaan audit yang meliputi identifikasi risiko dan penentuan ruang lingkup audit. BPK kemudian melakukan pengumpulan bukti audit dengan cara memeriksa dokumen, mewawancarai pihak terkait, dan melakukan observasi lapangan.

Sebagai lembaga yang independen, BPK memiliki tugas dan peran penting dalam menjaga akuntabilitas keuangan negara. Apa tugas dan peran Badan Pemeriksa Keuangan tersebut? Setelah itu, BPK menganalisis data dan bukti yang terkumpul untuk menilai kepatuhan terhadap peraturan dan standar keuangan.

Hasil audit kemudian dirangkum dalam laporan yang disampaikan kepada DPR dan publik. Laporan ini berisi rekomendasi perbaikan dan tindak lanjut atas temuan audit. Proses audit yang dilakukan BPK ini bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan negara.

Contoh kasus audit keuangan yang dilakukan BPK adalah audit atas laporan keuangan Kementerian Keuangan. Dalam audit ini, BPK memeriksa apakah laporan keuangan Kementerian Keuangan disusun secara benar dan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.

Audit Kinerja

Audit kinerja dilakukan untuk menilai efektivitas dan efisiensi suatu program atau kegiatan yang dilaksanakan oleh entitas yang diaudit. Audit ini tidak hanya berfokus pada aspek keuangan, tetapi juga pada aspek non-keuangan seperti efektivitas program, efisiensi penggunaan sumber daya, dan capaian target program.

Contoh kasus audit kinerja yang dilakukan BPK adalah audit atas program bantuan sosial. Dalam audit ini, BPK menilai efektivitas program bantuan sosial dalam mencapai tujuannya, efisiensi penggunaan anggaran, dan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.

Audit Kepatuhan

Audit kepatuhan bertujuan untuk menilai apakah entitas yang diaudit telah mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku. Audit ini fokus pada aspek legalitas dan kepatuhan terhadap peraturan, bukan pada aspek keuangan atau kinerja.

Contoh kasus audit kepatuhan yang dilakukan BPK adalah audit atas penggunaan dana desa. Dalam audit ini, BPK memeriksa apakah penggunaan dana desa telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, seperti Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa.

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menjalankan proses audit dengan melakukan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Proses ini meliputi pengumpulan data, analisis, dan evaluasi terhadap laporan keuangan dan dokumen terkait. Hasil audit BPK kemudian dituangkan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) yang berisi temuan, rekomendasi, dan kesimpulan.

LHP ini menjadi salah satu alat penting dalam mendorong transparansi keuangan negara, sebagaimana dijelaskan dalam artikel Peran Badan Pemeriksa Keuangan dalam menjaga transparansi keuangan negara. Dengan demikian, proses audit BPK tidak hanya memastikan penggunaan anggaran yang tepat, tetapi juga membantu meningkatkan akuntabilitas dan kepercayaan publik terhadap pengelolaan keuangan negara.

Perbedaan Karakteristik Jenis Audit BPK

Jenis Audit Tujuan Fokus Metode
Audit Keuangan Menilai kewajaran penyajian laporan keuangan Aspek keuangan Pemeriksaan dokumen, wawancara, dan pengujian substantif
Audit Kinerja Menilai efektivitas dan efisiensi program atau kegiatan Aspek keuangan dan non-keuangan Pemeriksaan dokumen, wawancara, observasi, dan pengujian kinerja
Audit Kepatuhan Menilai kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan Aspek legalitas dan kepatuhan Pemeriksaan dokumen, wawancara, dan pengujian kepatuhan

Metode Audit BPK

Bagaimana proses audit yang dilakukan Badan Pemeriksa Keuangan

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) memiliki berbagai metode audit yang digunakan untuk mengevaluasi pengelolaan keuangan negara. Metode-metode ini dipilih berdasarkan jenis audit, objek yang diaudit, dan tingkat risiko yang dihadapi. Artikel ini akan membahas beberapa metode audit yang umum digunakan BPK, termasuk contoh penerapannya dan keuntungan serta kelemahannya.

Audit Berbasis Risiko

Audit berbasis risiko merupakan metode yang berfokus pada identifikasi dan penilaian risiko yang dapat memengaruhi laporan keuangan. Metode ini dimulai dengan memahami lingkungan pengendalian internal dan menilai risiko yang dihadapi organisasi yang diaudit. Selanjutnya, BPK akan menentukan strategi audit yang tepat untuk mengatasi risiko tersebut.

  • Keuntungan:Audit berbasis risiko lebih efisien dan efektif karena fokus pada area yang berisiko tinggi. Metode ini memungkinkan BPK untuk mengalokasikan sumber daya audit secara optimal.
  • Kelemahan:Membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang risiko yang dihadapi organisasi, dan memerlukan keahlian khusus untuk mengidentifikasi dan menilai risiko.

Audit Berbasis Data

Audit berbasis data menggunakan data yang dikumpulkan dari berbagai sumber untuk mengidentifikasi pola, tren, dan anomali yang dapat menunjukkan adanya kesalahan atau kecurangan. Metode ini memanfaatkan teknologi analisis data untuk memproses dan menganalisis data dalam jumlah besar.

  • Keuntungan:Audit berbasis data dapat mendeteksi kesalahan dan kecurangan yang sulit diidentifikasi dengan metode tradisional. Metode ini juga dapat membantu BPK dalam memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang kondisi keuangan organisasi yang diaudit.
  • Kelemahan:Membutuhkan keahlian khusus dalam analisis data dan teknologi informasi. Selain itu, kualitas data yang digunakan dalam audit harus terjamin.

Audit Berbasis Teknologi Informasi

Audit berbasis teknologi informasi (TI) berfokus pada sistem informasi dan teknologi yang digunakan oleh organisasi yang diaudit. BPK akan mengevaluasi keamanan, integritas, dan efisiensi sistem TI untuk memastikan bahwa data keuangan yang diproses dan disimpan aman dan akurat.

  • Keuntungan:Metode ini memungkinkan BPK untuk mengevaluasi risiko yang terkait dengan sistem TI, seperti akses yang tidak sah, kerusakan data, dan kesalahan pemrosesan data.
  • Kelemahan:Membutuhkan keahlian khusus dalam bidang TI dan memerlukan pemahaman yang mendalam tentang sistem informasi yang digunakan oleh organisasi yang diaudit.

“Ketiga metode audit yang dibahas di atas memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pemilihan metode audit yang tepat akan tergantung pada jenis audit, objek yang diaudit, dan tingkat risiko yang dihadapi. BPK akan memilih metode audit yang paling efektif dan efisien untuk mencapai tujuan audit.”

Laporan Hasil Audit BPK

Wtp penataan wajar pengecualian

Laporan Hasil Audit BPK merupakan dokumen penting yang berisi hasil pemeriksaan keuangan negara. Dokumen ini menjadi bukti objektif dan independen tentang pengelolaan keuangan negara, baik di tingkat pusat maupun daerah. Laporan ini juga menjadi dasar bagi pemerintah untuk memperbaiki tata kelola keuangan dan meningkatkan akuntabilitas.

Format dan Isi Laporan Hasil Audit BPK

Laporan Hasil Audit BPK disusun secara sistematis dan terstruktur. Berikut adalah format dan isi umum laporan hasil audit BPK:

  • Pendahuluan: Menjelaskan latar belakang, tujuan, dan ruang lingkup audit.
  • Ringkasan Hasil Audit: Merangkum temuan audit secara singkat dan jelas.
  • Temuan Audit: Menjelaskan secara detail temuan audit, termasuk bukti-bukti yang mendukung.
  • Rekomendasi: Memberikan saran perbaikan atas temuan audit.
  • Tanggapan Pihak yang Diaudit: Mencantumkan tanggapan dari pihak yang diaudit terhadap temuan dan rekomendasi audit.
  • Kesimpulan: Merangkum hasil audit dan rekomendasi.
  • Lampiran: Menyertakan dokumen pendukung, seperti bukti audit dan surat tanggapan.

Contoh Temuan Audit BPK yang Berdampak Signifikan pada Pengelolaan Keuangan Negara

Temuan audit BPK seringkali mengungkap kasus korupsi, penyimpangan, dan ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan. Beberapa contoh temuan audit BPK yang berdampak signifikan pada pengelolaan keuangan negara, antara lain:

  • Penyalahgunaan Dana Bansos: Temuan audit BPK menunjukkan adanya penyalahgunaan dana bantuan sosial (bansos) yang seharusnya ditujukan untuk masyarakat miskin. Kasus ini melibatkan manipulasi data penerima bansos, penggelembungan harga barang, dan penyaluran dana ke pihak yang tidak berhak.
  • Kehilangan Aset Negara: Temuan audit BPK menemukan adanya kehilangan aset negara akibat pencurian, kerusakan, dan pengelolaan yang tidak tepat. Kasus ini melibatkan kerugian negara yang cukup besar dan memerlukan tindakan hukum untuk mengembalikan aset yang hilang.
  • Pengadaan Barang dan Jasa yang Tidak Transparan: Temuan audit BPK mengungkap adanya kecurangan dalam pengadaan barang dan jasa. Kasus ini melibatkan pemalsuan dokumen, pemborosan anggaran, dan keuntungan bagi pihak tertentu.

Jenis-Jenis Rekomendasi yang Diberikan BPK dalam Laporan Hasil Audit

Rekomendasi yang diberikan BPK dalam laporan hasil audit bertujuan untuk memperbaiki tata kelola keuangan dan meningkatkan akuntabilitas. Berikut adalah jenis-jenis rekomendasi yang umum diberikan BPK:

Jenis Rekomendasi Penjelasan
Rekomendasi Administratif Saran perbaikan terkait prosedur, sistem, dan tata kelola administrasi keuangan.
Rekomendasi Keuangan Saran perbaikan terkait pengelolaan keuangan, seperti pemulihan kerugian negara atau penggantian aset yang hilang.
Rekomendasi Hukum Saran untuk melakukan tindakan hukum terhadap pihak yang terlibat dalam penyimpangan atau korupsi.
Rekomendasi Lainnya Saran perbaikan terkait aspek lain, seperti peningkatan kualitas sumber daya manusia atau peningkatan transparansi dan akuntabilitas.

Ulasan Penutup

Proses audit BPK merupakan proses yang kompleks dan vital dalam menjaga akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. Melalui audit yang independen dan profesional, BPK berperan penting dalam meningkatkan transparansi dan efektivitas penggunaan anggaran negara. Temuan audit BPK dapat menjadi acuan bagi pemerintah untuk melakukan perbaikan dan meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik.