Volvo menghadapi tantangan besar dalam menghadapi transisi cepat ke mobil listrik yang menjadi tren global. Meskipun perusahaan ini berkomitmen pada perubahan tersebut, Volvo merekam tiga hambatan signifikan yang menghambatnya. Pertama, penjualan mobil listrik tidak mencapai pertumbuhan eksponensial seperti yang diharapkan oleh produsen mobil lainnya. Kedua, mobil listrik Volvo mengalami penundaan yang disebabkan oleh kendala perangkat lunak dan berbagai masalah kualitas. Terakhir, ketegangan dalam perdagangan global memberikan dampak negatif bagi Volvo, terutama karena sebagian besar produksinya berlokasi di Cina dan sedikit di AS.
Untuk mengatasi tantangan ini, Volvo merilis SUV all-electric EX60 sebagai langkah untuk memperbaiki keadaan. Mobil ini diharapkan menjadi produk pertama Volvo yang dilengkapi dengan “basis teknologi” baru yang dirancang untuk meningkatkan kinerja dan kualitas mobil listrik Volvo. Meskipun Volvo telah meluncurkan model listrik sebelumnya seperti EX30 dan EX90, namun keduanya masih memiliki banyak kekurangan dan masalah teknis. Dengan pengalaman dari peluncuran model sebelumnya, diharapkan Volvo mampu memperbaiki kesalahan dan memberikan solusi yang lebih baik melalui EX60.
EX60 diharapkan menjadi mobil listrik Volvo dengan jangkauan terjauh yang bisa menempuh hingga 310 mil dalam siklus EPA. Mobil ini dirancang sebagai crossover seukuran XC60 dengan kapasitas untuk lima penumpang. Meski rincian resmi akan diungkapkan pada pertengahan 2026, diharapkan Volvo mampu menghadirkan mobil listrik yang matang dan kompetitif untuk menggantikan produk bensin dan hybrid yang sudah usang. Volvo harus mempertimbangkan harga, fitur, kualitas, dan keandalan untuk sukses dalam meluncurkan EX60 dan menjaga kehadiran mereka di pasar mobil listrik yang semakin berkembang.