Jurnalis senior, Rahma Sarita Aljufri, mengkritik langkah Bareskrim Polri yang merilis transkrip nilai mantan Presiden Jokowi. Menurut Sarita, terdapat kejanggalan dalam data akademik yang dipublikasikan, membuat publik semakin bingung dengan transparansi yang disampaikan. Dia mempertanyakan sistem penilaian di Universitas Gadjah Mada (UGM) yang menghasilkan IPK 3,05 meskipun nilai D dan C mendominasi. Sarita juga membandingkan pengalaman kuliahnya di Universitas Airlangga pada tahun 1993, di mana nilai D dianggap tidak lulus. Hal tersebut menimbulkan kecurigaan bagaimana logika perhitungan IPK Jokowi dengan kombinasi nilai yang dianggap rendah. Rahma menyatakan keheranannya terhadap bagaimana IPK Jokowi bisa mencapai 3,05 dengan nilai yang tergolong rendah. Sebelumnya, pemeriksaan yang dilakukan penyidik Subdit Keamanan Negara (Kamneg) Ditreskrimum Polda Metro Jaya terhadap akademisi Rismon Sianipar juga dianggap aneh.
Rahma Sarita Bongkar Blunder Bareskrim: IPK Jokowi 3,05? Aneh!

Read Also
Recommendation for You

Pemerintah telah memutuskan sengketa empat pulau antara Pemprov Sumatera Utara dan Aceh. Keputusan ini diumumkan…

Muhammad Said Didu, mantan Sekretaris Kementerian BUMN, memberikan sorotan tajam terhadap dua Menteri dalam kabinet…

Pernyataan dari politisi senior PDI Perjuangan, Beathor Suryadi, mengenai ijazah Jokowi tengah menjadi perhatian publik….

Kuliah umum dengan tema “Implikasi Putusan Mahkamah Konstitusi terhadap Kewenangan Daerah yang Bersifat Khusus” berlangsung…