Tarif resiprokal yang diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump telah menyebabkan gejolak pasar global, demikian dikatakan oleh Managing Director PEPS, Anthony Budiawan. Bursa saham global mengalami kekacauan sejak 3 April 2025, dengan penurunan indeks Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq. Di Eropa, indeks DAX Jerman, FTSE 100 Inggris, CAC 40 Perancis, dan AEX Belanda juga turun. Selain itu, indeks Nikkei 225 Tokyo, Hang Seng Hong Kong, dan Kospi Korea Selatan juga mengalami penurunan sebelumnya. Kebijakan Presiden Trump memberlakukan tarif impor tambahan, yang disebut tarif resiprokal, kepada hampir semua negara di dunia, menyebabkan guncangan dalam perdagangan internasional. Trump berpendapat bahwa perdagangan dunia tidak adil bagi Amerika Serikat, terutama karena tarif impor AS jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara mitra dagang lainnya seperti China dan Indonesia, yang mengakibatkan defisit neraca perdagangan AS yang terus meningkat. Defisit neraca perdagangan AS pada tahun 2022, 2023, dan 2024 mencapai angka yang mengkhawatirkan menurut Anthony. Pasar saham global masih berada dalam tekanan dan terus merah sebagai dampak dari kebijakan tarif resiprokal yang diterapkan oleh Presiden Trump.
Pasar Global Terhuyung akibat Kebijakan Trump: Analisis Anthony Budiawan

Read Also
Recommendation for You

Presiden Prabowo Subianto menghadiri acara Townhall Meeting Danantara di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat….

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, berencana meluncurkan program pembinaan siswa bermasalah dengan menggandeng TNI dan…

Sutradara Joko Anwar angkat bicara terkait rencana Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang menyarankan untuk…

Pemberian dana hibah senilai 6 juta dolar Amerika Serikat dari Presiden Prabowo Subianto kepada Republik…