Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer Gerungan menanggapi lonjakan pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor manufaktur dengan menekankan bahwa masih banyak peluang kerja yang dapat dimanfaatkan oleh para pekerja. Dalam upaya mencari industri yang membuka lowongan pekerjaan, Wamenaker akan mengunjungi Garut, Jawa Barat untuk melihat penerimaan sekitar sepuluh ribu lapangan kerja. Selain itu, perusahaan teknologi Huawei juga akan membuka sekitar 30 ribu lapangan kerja bagi masyarakat. Langkah ini diharapkan dapat membantu mengurangi dampak PHK yang terjadi di berbagai sektor.
Di sisi lain, Partai Buruh dan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mendesak pemerintah untuk lebih proaktif dalam melindungi buruh dari ancaman PHK massal. Presiden Partai Buruh dan Presiden KSPI, Said Iqbal, menilai lonjakan PHK merupakan alasan utama dari rencana aksi unjuk rasa untuk meredam angka pengangguran dan melindungi industri nasional. Contohnya adalah PHK bertahap terhadap hampir 1.000 buruh PT Sanken Indonesia yang berlangsung hingga Juni 2025, menjadi peringatan bagi potensi PHK besar-besaran di sektor industri elektronik.
Partai Buruh mencatat bahwa sepanjang tahun 2024, ratusan ribu buruh di sektor industri tekstil, garmen, dan sepatu telah mengalami PHK. Sebagai contoh, pada akhir Desember 2024 hingga awal Januari 2025, PT Yamaha Music Indonesia di Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, yang fokus pada ekspor, memberhentikan 400 pekerja. Di Jakarta, kasus pemutusan kerja juga menimpa 700 buruh lainnya. Dengan adanya lonjakan PHK di berbagai sektor, peran pemerintah diharapkan dapat lebih aktif dalam melindungi hak-hak buruh Indonesia.
