Dugaan pencantuman riwayat pendidikan dan pekerjaan palsu oleh Komisaris PT Pelni, Kristia Budiyarto, menjadi sorotan. Data yang tercantum di laman resmi PT Pelni tidak sesuai dengan informasi yang beredar. Kristia, yang dikenal sebagai buzzer sejak era pemerintahan Presiden Joko Widodo, diangkat sebagai Komisaris PT Pelni melalui Surat Keputusan Kementerian BUMN Nomor SK-354/MBU/11/2020. Meskipun di laman resmi tertulis bahwa Kristia merupakan lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin, data dari Pangkalan Data Pendidikan Tinggi menunjukkan sebaliknya.
Abdullah Sanusi, Direktur Kemahasiswaan dan Penyiapan Karier Universitas Hasanuddin, mengonfirmasi bahwa tidak ada data yang mencatat Kristia sebagai alumni universitas tersebut. Hal ini menimbulkan kritik dari Pegiat Media Sosial, Denny Siregar, yang menyinggung Pelni dan Menteri BUMN Erick Thohir terkait kejanggalan ini. Denny menekankan bahwa seharusnya pihak terkait merasa malu atas temuan ini, namun mengisyaratkan kemungkinan bahwa rasa malu tersebut mungkin tidak lagi relevan. Situasi ini memperlihatkan ketidaksesuaian antara informasi resmi dan fakta sebenarnya, menyoroti pentingnya kejujuran dan keterbukaan dalam membentuk reputasi dan integritas.