Politikus dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Ferdinand Hutahaean, mengkritik keras keputusan pembatalan pameran lukisan Yos Suprapto oleh Galeri Nasional. Menurutnya, tindakan tersebut merupakan penghinaan terhadap demokrasi Indonesia. Ferdinand menegaskan bahwa pembatalan pameran tersebut mencoreng nama baik Indonesia sebagai negara demokratis. Ia menyatakan bahwa hal itu tidak wajar dan di luar batas kesopanan.
Selain itu, Ferdinand juga mengungkapkan keraguan bahwa pembatalan pameran tersebut merupakan langkah dari pemerintahan Prabowo, tapi masih memiliki pengaruh dari jaringan pemerintahan sebelumnya. Menurutnya, dalam lukisan Yos Suprapto tergambar sosok Jokowi, yang menurut Ferdinand merupakan upaya untuk menggambarkan sosok presiden dalam karya seni. Ferdinand yakin bahwa pembatalan tersebut masih terkait dengan jaringan pemerintahan sebelumnya, bukan ulah dari rezim saat ini.
Kritik Ferdinand terhadap pembatalan pameran Yos Suprapto menyoroti pentingnya kebebasan berekspresi dalam demokrasi Indonesia. Keputusan tersebut menimbulkan polemik dan dugaan terkait jaringan politik yang memengaruhi keputusan seni dan budaya di Indonesia. Polemik ini mencerminkan kompleksitas dinamika politik dan kebebasan berekspresi dalam konteks demokrasi yang sedang berkembang di Indonesia.