Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan kegembiraannya atas peningkatan produktivitas jagung di Kabupaten Sumbawa. Dia mengatakan bahwa hasil panen jagung di Sumbawa rata-rata mencapai 8 ton per hektare dengan penggunaan benih yang tangguh. Jokowi menekankan pentingnya peningkatan produktivitas untuk memastikan bahwa hasil panen mencapai standar yang diharapkan.
“Yang paling penting menurut saya produktivitasnya harus naik. Misalnya di sini menggunakan benih yang tangguh, hasilnya tadi saya tanya 7-8 ton. Kalau yang BC juga sama bisa 7-8-9 ton, nah produksinya harus seperti itu,” ujar Presiden Jokowi di area jagung Kelompok Tani Kedawan, Brang Biji, Kabupaten Sumbawa, Provinsi NTB.
Jokowi juga menyoroti pentingnya menjaga keseimbangan harga jagung agar tetap menguntungkan bagi petani dan peternak. Hal ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia secara menyeluruh. Dia mengatakan bahwa saat ini terjadi penurunan harga akibat oversupply pasca panen besar di beberapa daerah, seperti Sumbawa, Dompu, dan Gorontalo.
Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah terus mendorong pertumbuhan industri hilirisasi yang dapat menyerap produksi petani secara besar-besaran. Jokowi menegaskan perlunya industri yang dapat mendekati lahan-lahan pertanian jagung untuk mengolahnya menjadi berbagai produk, seperti pakan ternak, minyak jagung, dan produk olahan lainnya.
