FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Jhon Sitorus memberikan tanggapan terhadap tantangan yang diberikan kepada BEM UI untuk melakukan KKN di Papua setelah mengkritik TNI.
Menurut Jhon, baik BEM UI maupun TNI memiliki peran masing-masing bagi negara.
“Pangdam Cendrawasih Mayjend Izak Pangemanan telah meminta maaf atas kejadian penyiksaan terhadap warga Papua dan video tersebut viral,” ujar Jhon dalam keterangannya di aplikasi X @Miduk l17 (5/4/2024).
Permintaan maaf Izak tersebut dianggap sebagai upaya untuk memastikan apakah tindakan pelanggaran HAM dan penyiksaan tersebut benar-benar terjadi.
“Jadi bukan sekadar tuduhan seperti yang dialamatkan kepada BEM UI oleh banyak orang,” katanya.
Jhon menegaskan bahwa kritik dari BEM UI ditujukan kepada pihak yang berwenang, yaitu TNI.
“BEM UI hanya meminta agar TNI menghentikan pelanggaran HAM di Papua,” kata loyalis Ganjar ini.
Jhon kemudian mempertanyakan alasan di balik tindakan yang terlalu reaktif dengan menugaskan mahasiswa UI untuk KKN di daerah konflik Papua.
“Lalu apa yang salah? Itu adalah pemikiran yang salah,” tegasnya.
Menurut Jhon, reaksi keras terhadap kritik BEM UI menunjukkan bahwa pelanggaran HAM di Papua sering terjadi.
“Hal ini semakin memperkuat bahwa telah terjadi pelanggaran HAM di Papua dan oknum TNI tidak ingin terganggu oleh kelompok intelektual di sana,” katanya.
Jhon melanjutkan dengan mengungkapkan dua fakta, yaitu adanya organisasi radikal Kelompok Kekerasan Bersenjata (KKB) Papua yang harus dilenyapkan oleh TNI dan Satgas untuk memastikan kedaulatan negara serta berbagai pelanggaran HAM yang berulang kali terjadi di wilayah tersebut.