Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menekankan pentingnya hilirisasi kelapa sawit di Indonesia untuk meningkatkan nilai tambah pada sektor industri pertanian termasuk perkebunan. Hal ini disampaikan setelah ia hadir pada Pengukuhan Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Petani Kepala Sawit PIR (ASPEKPIR Indonesia) sekaligus Focus Group Discussion Percepatan PSR, Sapras dan Tumpang Sari.
“Kita harus mendorong hilirisasi, karena dengan hilirisasi kita bisa mendapatkan nilai tambah, kita ini negara besar, sawit kita terbesar dunia, apalagi kalau kita bersinergi dengan negara – negara lain,” ungkap Mentan Amran di Kantor Pusat Kementerian Pertanian Jakarta.
Berdasarkan data United States Departement of Agriculture (USDA), Indonesia menjadi negara produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia, dengan produksi CPO mencapai 45,5 juta metrik ton (MT) pada periode 2022/2023. Sebagai produsen kelapa sawit terbesar, Mentan Amran menyebut seharusnya Indonesia mampu menentukan harga kelapa sawit dunia.
“Harusnya kita yang menentukan harga, karena kita produsennya,” tambah Mentan Amran.
Lebih lanjut, Indonesia butuh program pembangunan yang berkelanjutan, tidak hanya untuk menjaga dan meningkatkan produksi kelapa sawit dalam negeri, tetapi juga untuk mendorong akselerasi baik pada aspek hilirisasi maupun tata kelola kelapa sawit secara berkelanjutan.
“Jika program kita dilanjutkan, negara ini sudah ekspor, pasti sudah swasembada, Indonesia itu kaya akan gagasan, jadi yang diperlukan itu gagasan, tindakan, konsistensi, kemudian menjadi karakter,” ungkap Mentan Amran.
