Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Ferdinand Hutahaean, memberikan tanggapan terhadap pidato Megawati Soekarnoputri.
Dalam pidatonya saat menghadiri konsolidasi relawan Ganjar-Mahfud di JiExpo, Kemayoran, Jakarta, Senin (27/11/2024), Megawati menyentuh ujung masa pemerintahan Jokowi.
Putri dari Presiden pertama Indonesia itu menyoroti pemerintah yang terkesan bertindak sewenang-wenang menjelang Pemilihan Presiden 2024.
“Ferdinand dalam keterangannya di aplikasi X @ferdinand_mpu (28/11/2023) mengatakan bahwa pidato Ibu Mega itu adalah suara rakyat yang gelisah dan resah,” ujar Ferdinand.
Menurut Ferdinand, kegelisahan dan keresahan tersebut dipicu oleh pemerintah yang lebih memprioritaskan urusan pribadi dan keluarga.
“Ia mengatakan bahwa akibat ulah penguasa yang memanfaatkan nama rekonsiliasi untuk kepentingan pribadi dan keluarga,” kata Ferdinand.
Ferdinand secara blak-blakan mengatakan bahwa Jokowi seakan lupa akan asal-usulnya.
“Jokowi lupa bahwa ia lahir dari garis politik orde lama, tetapi sekarang berharap menjadi tuan raja neo orde baru,” tandasnya.
Menurut Ferdinand, langkah yang dipilih oleh presiden dua periode itu merupakan langkah yang salah yang tidak lagi sejalan dengan Partainya.
“Langkah yang salah!,” tegas Ferdinand.
Sebelumnya, mantan Presiden Indonesia, Megawati Soekarnoputri, secara terbuka mengungkapkan kritik terhadap pemerintahan Jokowi.
Dia menyatakan keprihatinannya terkait tindakan yang dianggapnya sewenang-wenang menjelang Pemilihan Presiden 2024.
Dalam pernyataannya, Megawati menyoroti kekhawatiran akan potensi penyalahgunaan kekuasaan oleh pemerintah sehubungan dengan persiapan Pemilu Presiden mendatang.
