Mengetahui Pengaruh ‘Silent Treatment’ dalam Pernikahan

Dalam sebuah pernikahan, seringkali muncul tantangan yang tidak terlihat namun memiliki dampak besar, seperti perilaku silent treatment. Silent treatment merupakan bentuk komunikasi non-verbal di mana seseorang sengaja menghindari atau tidak berbicara dengan pasangannya. Hal ini sering terjadi ketika salah satu pasangan memilih diam sementara pasangan lainnya menuntut respon untuk membuka pembicaraan guna menyelesaikan masalah. Terkadang, kedua pasangan memilih untuk saling diam dan berpisah sementara dalam kondisi tertentu.

Menurut laman Cleveland Clinic, silent treatment merupakan bentuk stonewalling atau penghindaran dalam konflik pasangan. Meskipun bagi beberapa orang perilaku ini dianggap sebagai cara untuk menenangkan diri, namun tanpa disadari dapat menyakiti pasangan. Selain itu, perilaku ini dapat berdampak serius dalam jangka panjang, seperti merusak hubungan dan kesejahteraan psikologis pasangan. Orang yang menerima silent treatment cenderung merasa frustrasi atau marah karena kebutuhan emosional mereka tidak terpenuhi, membuat mereka merasa kebingungan dan cenderung overthinking.

Dampak yang bisa terjadi akibat silent treatment dalam hubungan pernikahan antara lain membuat perasaan pada pasangan mulai pudar, meningkatkan risiko terhadap kesehatan mental dan emosional, pudarnya rasa saling percaya, serta menciptakan bentuk kekerasan emosional. Tanda-tanda silent treatment yang perlu diwaspadai antara lain seseorang mengabaikan pasangannya dengan jelas, melakukan tindakan yang memancing reaksi emosi, tidak berkomunikasi dalam waktu yang lama, atau bahkan pergi tanpa memberi keterangan.

Beberapa faktor yang menyebabkan seseorang melakukan silent treatment antara lain ketidakmampuan mengelola emosi atau konflik, upaya untuk mengontrol atau memanipulasi keadaan, penghindaran komunikasi karena takut berkonflik, dan pengaruh lingkungan yang tertutup atau traumatic. Untuk mencegah dan menghadapi silent treatment, pasangan perlu mampu membedakan waktu sejenak untuk menenangkan diri, melakukan pendekatan dengan baik dalam mengungkapkan perasaan, meminta bantuan profesional jika diperlukan, serta menjalankan rutinitas komunikasi sehat untuk memperkuat hubungan pernikahan.

Source link