Ferdinand Hutahaean, seorang politikus PDIP, mengungkapkan keheranannya terhadap intensitas pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dengan mantan Presiden Jokowi. Menurut Ferdinand, pertemuan tersebut terlalu sering terjadi, bahkan lebih sering daripada pertemuan antara Presiden Prabowo dengan wakil presidennya, Gibran Rakabuming Raka. Menurutnya, kebiasaan ini terasa aneh karena frekuensi pertemuan yang berulang antara kedua tokoh tersebut seharusnya memiliki batas yang jelas, terutama mengingat Jokowi tidak lagi menjabat sebagai presiden saat ini.
Ferdinand menekankan bahwa dalam etika dan praktik pemerintahan, pertemuan antara dua tokoh di luar struktur kabinet seharusnya tidak berlangsung terlalu sering. Ia juga menyatakan bahwa hubungan antara Presiden Prabowo dengan Wapres Gibran terlihat lebih jarang terekspos secara personal, bahkan hampir tidak pernah bertemu berdua. Hal ini menurut Ferdinand menunjukkan adanya keterlibatan politik dari pihak Jokowi yang masih terasa kuat meskipun masa jabatannya telah berakhir.
Ferdinand juga menilai bahwa keadaan ini mencerminkan semacam campur tangan politik dari Jokowi terhadap pemerintahan yang dipimpin oleh Pak Prabowo. Menurutnya, hal ini menjadi sesuatu yang aneh dan janggal bagi semua pihak yang melihatnya. Ferdinand juga menyoroti fakta bahwa pertemuan antara Presiden Prabowo dengan mantan Presiden Jokowi terjadi dengan frekuensi yang tinggi, sementara pertemuan dengan Wapres Gibran justru tidak sesering itu terjadi secara personal.












