Menteri Kebudayaan Fadli Zon optimistis bahwa proses penulisan ulang sejarah Indonesia dapat diselesaikan dalam waktu dua bulan. Target penyelesaian dijadwalkan pada Agustus 2025, namun sebelum publikasi final, akan dilakukan uji publik. Meskipun yakin bahwa para sejarawan memiliki waktu yang cukup, Fadli Zon mengakui bahwa belum mengetahui progres penulisan tersebut dan memberikan kepercayaan penuh kepada para akademisi yang terlibat. Penulisan ini didasarkan pada dokumen sejarah yang telah ada, dimana pemerintah terakhir kali menerbitkan sejarah nasional sekitar 26 tahun yang lalu, saat pemerintahan Presiden B.J. Habibie.
Fadli Zon menegaskan bahwa penulisan ulang sejarah ini bertujuan untuk menyoroti pencapaian bangsa dari sudut pandang nasional, bukan untuk mencari kesalahan masa lalu. Penulisan sejarah dilakukan dengan perspektif Indonesia sentris, bukan perspektif kolonial, dimana para penulis adalah sejarawan profesional, bukan aktivis atau politisi. Dengan demikian, penulisan sejarah Indonesia ini diharapkan dapat memberikan informasi yang akurat dan berdaya guna bagi masyarakat.
