Isu pergantian Kapolri menjadi topik hangat dalam beberapa waktu terakhir. Dua nama yang sering disebut sebagai pengganti Jenderal Listyo Sigit Prabowo adalah Sekjen KKP Komjen Rudy Heriyanto dan Kapolda NTT Irjen Rudi Darmoko. Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi, menilai bahwa isu pergantian Kapolri ini muncul karena kekhawatiran beberapa pihak terhadap komitmen dan kinerja Jenderal Listyo Sigit dalam memberantas kejahatan.
Menurut Haidar Alwi, selama kepemimpinan Jenderal Listyo Sigit Prabowo, kejahatan yang sebelumnya merajalela telah berhasil ditumpas dengan tegas. Hal ini membuat para pelaku kejahatan merasa terancam dan menciptakan keinginan untuk melakukan pergantian kepemimpinan di Kepolisian. Isu pergantian Kapolri mulai muncul setelah Polri berhasil menangkap lebih dari sepuluh ribu preman dalam waktu singkat. Mulai dari preman jalanan hingga preman yang tersembunyi di balik imej yang bersih.
Survei yang dilakukan oleh Indikator Politik Indonesia juga menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat merasa puas dengan kinerja Polri dalam memberantas premanisme. Dengan kepemimpinan Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Polri berhasil menjangkau dan menindak para pelaku kejahatan yang sebelumnya merasa tidak tersentuh, termasuk yang memiliki keterkaitan dengan partai politik besar dan organisasi massa. Rumor pergantian Kapolri sebelumnya juga muncul saat terjadi peralihan kekuasaan dari Presiden Joko Widodo ke Presiden Prabowo Subianto, namun hal ini perlahan meredam seiring dipertahankannya Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebagai Kapolri.