Selama kunjungan Kevin Williams dan saya di Cina baru-baru ini, kami melihat promosi mobil Audi E5 Sportback baru di berbagai media. Audi sedang memasarkan mobil listrik baru yang diproduksi di Cina, bersama mitra lokal SAIC, untuk pasar domestik. Kehadiran mobil ini diharapkan bisa membalikkan penurunan penjualan Audi di Cina yang mencapai 11% pada tahun 2024. Selain itu, Audi juga menghadapi masalah di Amerika Utara akibat kebijakan tarif Presiden Donald Trump terhadap mobil impor. Faktor-faktor ini berdampak pada margin keuntungan dari grup VW yang mencapai 1,5% pada kuartal pertama 2025. Audi berupaya keluar dari situasi ini dengan rencana peluncuran 10 model baru dan penyelidikan untuk memproduksi di Amerika Serikat.
Di sisi lain, produsen mobil Cina BYD telah mencatat peningkatan penjualan yang signifikan, terutama dalam kategori kendaraan listrik. BYD saat ini tengah meluncurkan model EV baru setelah berhasil dengan kendaraan hibrida plug-in. Dengan pencapaian penjualan yang mengesankan, BYD ditargetkan untuk mencapai 5,5 juta pengiriman dalam setahun. Meskipun hal ini memberikan kompetisi lebih ketat bagi Audi, perusahaan otomotif Jerman tersebut tetap berusaha dalam menghadapi tantangan ini. Dari segi strategi, Audi masih terus memantau perkembangan tarif AS dan langkah pesaingnya seperti BMW AG dan Mercedes-Benz Group AG. Dengan demikian, persaingan di pasar mobil global terus meningkat, tetapi Audi tetap bertekad untuk memperoleh kembali posisinya dalam industri otomotif.