portaldetik.info informasi berita umum, harian, terkini, dan terupdate

Pengabdian Prabowo Subianto di Dunia Politik

Pengabdian Prabowo Subianto di Dunia Politik

Sumber: Buku Prabowo: Rekam Foto Sang Patriot hal. 69-103

Prabowo memulai karir politiknya di Partai Golkar. Idealisme dan ketekunannya dalam memperjuangkan kebijakan pro-rakyat mendorongnya untuk mendirikan Partai Gerindra pada tahun 2008.

Dibangun dengan manifesto perjuangan yang kuat dan program aksi yang jelas, Gerindra menjelma menjadi partai politik terbesar kedua di Indonesia. Dukungan dari rakyat pun mengalir deras bagi Prabowo dan para kepala daerah yang menjadi pilihan Prabowo.

Pada tahun 2008, Prabowo mendirikan Partai Gerindra dengan visi, misi, dan tujuan yang sejalan dengannya. Berkat kejelasan visi, misi, dan tujuan tersebut, Partai Gerindra berhasil meraih kepercayaan rakyat dan menjadi partai terbesar kedua di Indonesia pada tahun 2019.

Gerindra pertama kali diberi kepercayaan oleh rakyat untuk berperan dalam pengambilan keputusan di Parlemen pada tahun 2009. Pada tahun tersebut, Gerindra berhasil mendapatkan 26 kursi di DPR RI. Sejak kehadirannya di Parlemen, Gerindra terus menerus memperjuangkan undang-undang yang menguntungkan rakyat kecil. Beberapa di antaranya adalah UU Desa yang menjamin setiap desa mendapat anggaran Rp. 1 miliar setiap tahun, UU Disabilitas, UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual, dan berbagai UU pro-rakyat lainnya.

Menyadari bahwa untuk melakukan perubahan yang signifikan, Prabowo harus berperan dalam eksekutif. Pada tahun 2009, Prabowo menawarkan diri sebagai Calon Wakil Presiden mendampingi Megawati Soekarnoputri. Pasangan Megawati-Prabowo mendapat respon positif dari masyarakat dan meraih 32 juta suara.

Menyadari peran penting pemerintah daerah dalam memajukan kehidupan rakyat, Prabowo menjadikan Partai Gerindra sebagai alat politik untuk memajukan putra-putri terbaik bangsa dalam Pilkada dan kepemimpinan daerah.

Pada tahun 2012, Prabowo mencalonkan pasangan Joko Widodo dan Basuki T. Purnama sebagai Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Di tahun 2013, Bima Arya Sugiarto didukung oleh Prabowo dalam Pilkada Kota Bogor, dan M. Ridwan Kamil maju dalam Pilkada Kota Bandung.

Pada tahun 2017, Anies Baswedan dan Sandiaga Salahudin Uno didukung oleh Prabowo sebagai Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.

Dalam rentang waktu 2015-2020, melalui Partai Gerindra, Prabowo mencalonkan dan memenangkan 16 pasangan Gubernur, serta 336 pasangan Bupati dan/atau Walikota melalui Pilkada serentak yang diselenggarakan pada tahun 2015, 2017, 2018, dan 2020.

Pada tahun 2013, Gerindra menjadi partai politik pertama dan satu-satunya yang mendeklarasikan rencana aksi yang akan dilaksanakan. Rencana aksi ini, yang dinamakan “6 Program Aksi Transformasi Bangsa”, disusun oleh Prabowo bersama ratusan profesor dan guru besar dengan target yang jelas dan terukur.

Kepada kader Partai Gerindra, Prabowo selalu menekankan pentingnya aksi nyata yang terus-menerus membantu rakyat. Sejak tahun 2010, Prabowo melalui organisasi Kesehatan Indonesia Raya (KESIRA) menyediakan 360 mobil ambulans dan mobil jenazah gratis. Armada tersebut sangat membantu warga yang membutuhkan pelayanan tanpa pamrih.

Pada tahun 2014, Prabowo membentuk Koalisi Merah Putih (KMP) yang terdiri dari enam partai politik: Partai Gerindra, PKS, PAN, PPP, PBB, dan Golkar. Koalisi Merah Putih memberikan mandat kepada Prabowo dan Hatta Rajasa untuk maju dalam Pemilihan Presiden tahun 2014. Konsistensi perjuangan Prabowo membuat pasangan Prabowo-Hatta meraih 62 juta suara.

Dengan slogan “Indonesia Bangkit”, dukungan yang sangat luas tidak hanya diterima oleh Prabowo tetapi juga oleh Partai Gerindra. Perolehan suara Partai Gerindra dalam Pemilu 2014 naik 219% dibandingkan Pemilu 2009, sementara perolehan suara Prabowo juga naik 93% pada Pilpres 2014 dibandingkan Pilpres 2009.

Politik Prabowo didasarkan pada gagasan. Oleh karena itu, saat memasuki dunia politik praktis pada tahun 2004, ia menulis buku “Kembalikan Indonesia”. Ia kembali menulis buku “Membangun Kembali Indonesia Raya” pada tahun 2014. Pada tahun 2017, Prabowo mengubah gaya penulisannya menjadi lebih populer agar mudah dipahami oleh masyarakat luas. Ia menulis buku “Paradoks Indonesia”, yang membahas masalah utama yang dihadapi Indonesia, yaitu demokrasi dan ekonomi yang rentan dikuasai oleh pemodal besar, beserta solusinya.

Dalam Pemilihan Presiden 2019, Prabowo maju sebagai calon presiden bersama Sandiaga Salahudin Uno. Prabowo sudah lama mengenal Sandiaga, dan Prabowo-lah yang mengajaknya masuk ke dunia politik praktis pada tahun 2014. Sandiaga pun mengundurkan diri sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta pada periode 2017-2022 untuk maju sebagai Calon Wakil Presiden.

Pasangan Prabowo-Sandi mendapat dukungan dari Ijtima Ulama dan seluruh lapisan masyarakat Indonesia karena fokus mereka pada hal-hal penting bagi seluruh rakyat, terutama menciptakan lapangan kerja dan menurunkan harga-harga.

Kampanye Prabowo-Sandi dalam Pilpres 2019 menunjukkan dukungan kuat dari rakyat bawah. Masyarakat berkontribusi secara bersama-sama dengan memberikan dana dan membuat alat peraga kampanye yang diperlukan.

Kehadiran Prabowo-Sandi di seluruh penjuru Indonesia selalu disambut meriah oleh masyarakat. Pada akhirnya, pasangan Prabowo-Sandi memperoleh 68 juta suara rakyat Indonesia.

Prabowo Subianto, bersama Gibran Rakabuming Raka, menghadiri acara deklarasi sebagai capres dan cawapres sebelum melakukan pendaftaran ke Gedung KPU. Acara deklarasi ini dihadiri oleh berbagai ketua partai dari Koalisi Indonesia Maju, seperti Airlangga Hartarto dari partai Golkar, Agus Harimurti Yudhoyono dari partai Demokrat, Muhammad Anis Matta dari partai Gelora, Zulkifli Hasan dari partai PAN, Yusril Ihza Mahendra dari partai PBB, Ahmad Ridha Sabana dari partai Garuda, Kaesang Pangarep dari partai PSI, dan Agus Jabo Priyono dari partai Prima.

Agus Harimurti Yudhoyono, ketua partai Demokrat, bersama Susilo Bambang Yudhoyono, dan Airlangga Hartarto, ketua partai Golkar, memberikan dukungan penuh kepada Prabowo Subianto untuk menjadi Presiden. Pada beberapa pertemuan dengan partai Demokrat, ketua partai tersebut menyatakan keyakinan mereka terhadap Prabowo dalam membawa Indonesia maju di masa depan.

Ketua partai Golkar menyatakan bahwa partainya memilih Prabowo karena Prabowo berasal dari Golkar. Beliau juga mengakui kesinambungan dan kesetujuan visi antara Golkar dan Prabowo.

Partai PSI yang dipimpin oleh Kaesang Pangarep, partai PBB yang dipimpin oleh Yusril Ihza Mahendra, dan partai Gelora yang dipimpin oleh Muhammad Anis Matta, memberikan dukungan penuh kepada Prabowo Subianto untuk maju sebagai presiden pada tahun 2024. Pada beberapa pertemuan, ketua PSI menyatakan kesiapan mereka untuk mendukung Prabowo dan Gibran Rakabuming Raka sebagai calon presiden dan wakil presiden.

Ketua partai PBB menyatakan bahwa partainya memutuskan untuk mencalonkan Prabowo Subianto sebagai calon presiden Republik Indonesia setelah merenung dan memperhitungkan dengan cermat.

Ketua partai Gelora menyatakan bahwa partainya telah melakukan perhitungan cermat dalam mendukung Prabowo sebagai calon presiden pada tahun 2024.

Pasangan calon presiden dan wakil presiden dari koalisi Indonesia Maju, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, mendapatkan nomor urut 2 untuk pemilihan presiden 2024 setelah pengundian pada Rapat Pleno Terbuka Pengundian dan Penetapan Nomor Urut Pasangan Capres dan Cawapres Pemilu Tahun 2024 di gedung KPU, Jakarta.

Source link

Exit mobile version