portaldetik.info informasi berita umum, harian, terkini, dan terupdate

Dosen UI: Konflik Palestina-Israel Bukan Perang Agama, tapi Realitas Ekonomi-Politik

Dosen UI: Konflik Palestina-Israel Bukan Perang Agama, tapi Realitas Ekonomi-Politik

Dibalik Bayang-Bayang Konflik Palestina-Israel: Membedah Realitas Ekonomi-Politik di Tengah Panggung Dunia

DEPOK – Eskalasi perang antara Hamas- Israel terus berlanjut hingga saat ini bahkan korban rakyat sipil pun terus berjatuhan. Dosen Hubungan Internasional Universitas Indonesia (HI UI) sekaligus pengkaji HAM dan Demokrasi, Ani W Soetjipto mengatakan, peristiwa yang terjadi di Gaza, Palestina bukan soal perang agama melainkan konflik realitas berdimensi ekonomi-politik.

“Kenapa perundingan tidak pernah bisa terjadi? Ya itu kan ada pihak pihak yang bertikai dengan pendukungnya banyak faktornya. Jadi ini bukan soal perang agama, bukan soal konflik tentang ras. Ini merupakan konflik realitas dan berdimensi ekonomi politik,” kata Ani dalam diskusi Departemen Hubungan Internasional Fisip UI di Depok, Jawa Barat, Jumat (10/11/2023).

Ani pun menekankan, perlunya terus mengkritik dan mengutuk serangan kemanusiaan yang terjadi di Gaza, Palestina. “Kita terus mengkritik mengutuk serangan itu itu stand poin saya,” ujarnya.

Sebelumnya, Pakar Timur Tengah dari UI, Agung Nurwijoyo mengatakan, konflik yang berada di Gaza, Palestina memerlukan solusi politik dan kemanusiaan dengan pendekatan multilevel hingga multisektor.

“Gaza membutuhkan solusi politik dan kemanusiaan dengan pendekatan yang multilevel, multistakeholders dan multisektor terus diperlukan,” kata Agung dalam diskusi Departemen Hubungan Internasional Fisip UI di Depok, Jawa Barat pada Jumat (10/11/2023).

Agung menilai, potensi konflik akan tetap tinggi dengan catatan blokade Gaza menjadi kunci meski dengan atau tanpa Hamas perlawanan akan tetap ada.

“Potensi konflik untuk terekskalasi tetap tinggi, blokade Gaza menjadi kata kunci dan dengan atau tanpa Hamas, perlawanan akan terus ada,” ucapnya.

Lebih lanjut, Agung pun menyoroti perihal kekerasan yang berakhir di Gaza tak menjamin permasalahan selesai. Menurutnya butuh early warning untuk mencegah ekskalasi konflik berkelanjutan.

“Kekerasan yang berakhir tidak menjamin permasalahan selesai (root causes & triggering factors). Artinya, butuh mekanisme khusus yang menjadi pengingat (early warning) dalam mencegah ekskalasi konflik,” ujarnya.

Sebagai informasi, terkini tentara Israel membombardir RS Indonesia di Gaza dan tiga relawan WNI dikabarkan selamat. Kemudian Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan bakal menemui Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada 13 November 2023 usai menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Arab Saudi. (Senopati)

Sumber: https://nasional.sindonews.com/