Kritikus Faizal Assegaf telah mengungkapkan keprihatinannya terhadap sikap Indonesia dalam konflik Palestina-Israel. Menurutnya, walaupun pemerintah Indonesia selalu menyatakan bahwa mereka tidak memiliki hubungan dengan Israel, namun hubungan ekonomi antara Israel dan Indonesia tetap ada. Hal ini terlihat dari jumlah impor Indonesia dari Israel yang cukup signifikan.
Faizal Assegaf mengklaim bahwa pemerintah Indonesia telah menipu rakyatnya dengan mengklaim tidak memiliki kerjasama dengan Israel. Padahal, fakta menunjukkan bahwa Indonesia telah melakukan impor dari Israel dalam jumlah yang mencapai puluhan juta dolar AS setiap tahunnya.
Ia juga menyoroti bahwa Indonesia hanya memberikan sedikit bantuan kepada rakyat Palestina, sedangkan keuntungan besar dari sektor migas, tambang, jejaring keuangan, dan ekonomi telah mendukung mesin perang Israel. Menurut Faizal Assegaf, lebih menyakitkan lagi, ketika umat Islam yang tak berdaya hanya bisa melakukan demonstrasi, pemerintah Indonesia tidak mengambil sikap konkret dan tegas dalam menyelesaikan konflik ini.
Faizal Assegaf melanjutkan bahwa setiap kali isu Palestina memanas, pemerintah Indonesia tampak takut. Mereka hanya berpura-pura bersimpati kepada Palestina untuk meredam amarah umat. Menurutnya, bahkan duta besar Israel di Singapura pun mengerti akan manuver politik Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi.
Faizal Assegaf juga mencatat bahwa Israel sangat memahami kemampuan akrobatik pemerintah Indonesia. Tidak hanya Indonesia, beberapa negara lain juga terlibat dalam permainan ganda yaitu seolah-olah peduli terhadap Palestina, tetapi pada kenyataannya mereka adalah bagian dari agen zionis global.
